watch

Sabtu, 26 Februari 2011

Pengelolaan Peralatan lab kimia



BAB I
PENDAHULUAN

Pengelolaan dan penyimpanan alat yang tepat, baik, dan teratur, sangatlah membantu kelancaran dan meningkatkan gairah kerja. Memudahkan dalam pencarian, mengurangi timbulnya kecelakaan, dan membuat lingkungan kerja yang kondusif. Efisien dalam pengadaan karena jenis dan jumlah alat atau yang tersedia telah diketahui dengan pasti, sehingga alat yang diusulkan untuk dibeli akan sesuai dengan kebutuhan (tidak berlebih atau tidak terjadi penumpukkan).
Pengelolaan dan penyimpanan alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat dilaboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu, tentu memerlukan cara tertentu agar petugas lab (teknisi dan juru lab) dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja lab, juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur, indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta terkontrol jumlahnya dari kehilangan.
Pada dasarnya pengelolaan dan pemeliharaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama dari semua personel, baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu setiap personel yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk sama-sama mengatur, memelihara dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium dimaksudkan melakukan segala macam upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan timbulnya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium. Para personel pengelola laboratorium hendaknya memiliki keterampilan dan pemahaman tentang pengelolaan dan penympanan alat di laboratorium. Mengetahui dan mampu bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, mengikuti peraturan dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh lembaganya.
Maka dalam makalah ini akan diulas mengenai pengelolaan dan penyimpanan alat laboratorium kimia dengan mengklasifikasi alat berdasarkan jenis bahan dasar dan fungsinya, mengidentifikasi teknik penataan alat, menata alat berdasarkan jenis bahan dasar, fungsi, kelancaran dan keselamatan kerja serta aspek pemeliharaan peralatan.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengelolaan peralatan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan alat-alat laboratorium secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal. Di laboratorium terdapat berbagai macam fasilitas peralatan, Dan beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya diantaranya adalah :
1.      Fungsi alat, apakah sebagai alat ukur ataukah hanya sebagai penyimpan bahan kimia saja.
2.       Kualitas alat termasuk kecanggihan dan ketelitian alat
3.      Keperangkatan
4.       Nilai/ harga alat
5.      Kuantitas alat termasuk kelangkaannya
6.       Sifat alat termasuk kepekaan terhadap lingkungan
7.      Bahan dasar penyusun alat
8.      Bentuk dan ukuran alat
9.      Bobot / berat alat
Pada praktisnya untuk melakukan penataan / penyimpanan alat tidak dapat digunakan secara mutlak menurut fungsinya saja atau menurut kecanggihan dan sifatnya saja. Cara terbaik disarankan mengkombinasikan di antara aspek-aspek tersebut. Berikut adalah penjelasan beberapa aspek pertimbangan yang dilakukan untuk menyimpan peralatan laboratorium kimia.
1.      Fungsi alat
Fungsi alat perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan penyimpanan peralatan, Misalnya buret hanya dapat digunakan untuk mengukur volume zat cair saja, sedangkan pH meter dapat digunakan untuk mengukur pH dan juga mV, demikian juga multimeter (AVO-meter) dapat digunakan untuk mengukur kuat arus listrik (mA,A), tegangan listrik (mV,V), dan tahan listrik (ohm). Tentu kalau penyimpanan alat mengacu atas dasar fungsi alat, maka akan diperoleh jumlah kelompok alat yang relatif banyak sesuai konsep-konsep kimia yang harus dipelajari. Oleh karena itu pengelompokkan berdasarkan fungsi alat cukup kita bagi menjadi alat yang berfungsi sebagai alat ukur dan alat bukan alat ukur. Tentunya penyimpanan alat ukur harus ditempatkan pada wadah/tempat khusus yang dapat menjaga keamanan komponen alat yang memberi informasi kuantitas dan ketelitian pengukuran. Bagian-bagian buret yang harus dijaga misalnya adalah skala dan ujung buret yang menuju kran. Seringkali buret yang sudah lama dipakai, warna skalanya tidak nampak jelas. Jika menemukan kasus tersebut, gosokan spidol yang tintanya tidak luntur air pada goresan-goresan skala agar mengisi lekukannya hingga garis-garis skala tampak jelas. perlu kehati-hatian agar gosokan spidol jangan melebar ke luar skala, sehingga menutupi permukaan buret. Demikian ujung buret pada bagian kran mudah patah kalau menyenggol benda lain, juga tutup kran seringkali macet. Oleh karena itu buret harus disimpan secara khusus pada rak buret. Rak tersebut dapat menyangga kedua ujung buret, sehingga bagian ujung yang mudah patah terlindungi. Di samping harus aman dalam penyimpanan, buret harus terpelihara. Agar krannya tidak macet, maka sumbat kran harus diolesi dengan vaselin.
Demikian kerusakan yang terjadi pada pH meter seringkali terletak pada panel/jarum skala pH akibat penggunaan voltase listrik terlalu besar, dan pecahnya elektrode gelas yang permukaannya pipih membentur wadah zat saat pengukuran atau menyenggol benda lain saat penyimpanan. Oleh karena itu pH meter hendaknya disimpan pada wadah primer (dus bawaan dari pabrik) dan ditempatkan pada cabinet sebagai wadah sekunder. Pemeliharaan yang harus dilakukan terhadap pH meter yaitu selalu menempatkan silica gel sebagai bahan penyerap uap air pada wadah primer, juga electrode gelas jangan sampai kering dari larutan KCl jenuh. Demikian buku manual alat jangan sampai hilang, karena di dalamnya berisi informasi tentang cara-cara mengoperasikan alat juga cara mengkalibrasi. Sehingga alat lab yang berfungsi sebagai alat ukur harus mendapat perhatian lebih dalam mempertimbangkan penyimpanan, penataan dan pemeliharaannya dibandingkan dengan alat lab bukan alat ukur.
Berikut cara penyimpanan beberapa alat-alat ukur kimia
v  Neraca analitik digital dan neraca analitik ayun
Cara penyimpanannya: diruang timbang dengan meja beton (meja meja tidak terpengaruh
getaran) dan terhindar suhu inggi
v  pH Meter Digital
Cara penyimpanannya: di Cabinet kering, elektroda terlindungi dan tidak kering dari larutan KCl jenuh.
v  Gelas Ukur
Cara Penyimpanannya: di Lemari rak
v  Labu Ukur
Cara penyimpanannya: di Lemari rak
v  Pipet ukur
Cara penyimpanannya: di Rak pipet
2.      Kualitas Alat
Kualitas alat perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan penyimpanan peralatan. Berkaitan dengan alat lab kimia sekolah, neraca analitik digital dan Spectrophotometer dapat dikategorikan sebagai alat ukur ncanggih dan teliti. Oleh karena itu alat seperti ini harus menjadi pertimbangan pertama dalam penyimpanan dan penataannya dibandingkan dengan perlatan lainnya.
3.      Keperangkatan
Keperangkatan perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan penyimpanan peralatan, karena Peralatan canggih seperti FT NMR, GCMS, FTIR, Spektrofotfometer Peralatan seperti ini, baru dapat dioperasikan apabila semua komponen alat tersebut lengkap. Oleh karena itu sekecil apapun komponen yang dimiliki alat keperangkatan tidak boleh hilang dan cara memasangkan pada komponen induk harus tepat. Atas dasar karakteristik dari peralatan keperangkatan, maka tempat yang diperlukan untuk menyimpan alat tersebut relatif harus lebih luas dari alat tunggal. Di samping itu alat keperangkatan yang berfungsi sebagai alat ukur, tempat penyimpanannya harus dipilih yang sifatnya permanen karena seringnnya membongkar pasang komponen alat akan menyebabkan alat cepat rusak.
4.      Nilai/Harga Alat
Nilai/harga alat perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan penyimpanan peralatan dan Nilai atau harga alat lab harus diketahui oleh pengelola laboratorium, setidaknya dapat menilai mana alat yang mahal dan mana alat yang lebih murah. Alat yang mahal harus disimpan pada tempat yang lebih aman atau pada ruangan/lemari yang terkunci. Sementara alat yang tidak begitu mahal dapat disimpan pada rak atau tempat terbuka. Akan tetapi jika tempat atau lemari jumlahnya mencukupi, maka semua alat lab harus tertutup. Alat lab yang sering terkena debu akan cepat rusak.
5.      Kuantitas
Kuantitas perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan penyimpanan peralata, karena Alat canggih tentu harganya mahal, sehingga kuantitasnya rendah dan termasuk alat langka. Alat langka diperlukan pengamanan yang lebih baik, misalnya disimpan dalam lemari atau ruangan yang terkunci. Dalam penggunaannya, alat langka tidak boleh digunakan oleh sembarang orang. Jika memungkinkan ada petugas yang dilatih dan diberi tanggung jawab secara khusus untuk menanganinya. Demikian alat yang jumlahnya cukup banyak biasanya alat tersebut frekuensi penggunannya cukup tinggi dan melibatkan banyak pengguna. Oleh karena itu penyimpanan alat ini harus ditempatkan pada lemari besar dan berada pada lokasi yang tidak banyak rintangan yang mengganggu sirkulasi peminjaman atau pengembalian dari pengguna. Cara lain, penyimpanan alat yang jumlahnya banyak dilakukan dengan mendistribusikan pada lemari-lemari pengguna yang dilengkapi kunci.
6.      Sifat alat
Sifat alat perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan penyimpanan peralatan, karena alat juga sangat penting diketahui oleh petugas laboratorium. Ada alat yang peka terhadap kelembaban seperti mikroskop. Ada pula alat yang peka terhadap getaran dan panas seperti neraca analitik. Alat yang peka terhadap kelembaban terutama di daerah dingin, sekalipun alat tersebut disimpan dalam lemari secara tertutup, besar kemungkinan alat tersebut akan ditumbuhi jamur. Lensa objektif dan okuler pada mikroskop cepat berjamur di daerah lembab. Cara mencegah pengaruh kelembaban ini adalah dengan memasang listrik pada lemari penyimpanan. Mikroskop harus selalu disimpan di dalam petinya yang dilengkapi adsorben silika gel. Demikian pula neraca analitik ayun peka sekali terhadap adanya getaran,. Keberadaan getaran akan menyulitkan dalam pengukuran, dan akibatnya hasil pengukuran menjadi tidak akurat. Oleh karena itu neraca analitik harus disimpan pada meja permanen. Begitu pula karena neraca peka terhadap suhu terutama suhu tinggi, maka penimbangan tidak dilakukan terhadap benda panas.

7.      Bahan Dasar Penyusun Alat
Bahan dasar juga perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan alat laboratorium Berdasarkan bahan dasarnya ada alat yang terbuat dari:
Ø  Gelas
misalnya: labu erlenmeyer, labu ukur, labu destilasi, labu dasar rata, labu dasar bulat, gelas kimia, gelas ukur, gelas arloji, tabung reaksi, buret, pipet ukur, pipet gondok, corong, corong pisah, corong tistel, pendingin Liebig, botol timbang dsb.
Ø  Logam
misalnya: kaki tiga, statif, tang krus, pinset, ring, klem tiga jari, kawat kasa, spatula, dll
Ø  Kayu
misalnya: rak tabung reaksi, rak buret, rak pipet, rak pengeringan dll
Ø  Plastik
Misalnya: botol semprot, botol reagen, botol tetes, corong
Ø  Porselen
misalnya: corong Buchner, lumpang dan alu, pelat tetes, cawan penguap, dll
Ø  Karet
Misalnya: pipet
      Berikut cara penyimpanan peralatan laboratorium berdasarkan bahan dasarnya
Nama Alat
Penyimpanan
Gelas Kimia
Pipet gondok
Labu Erlenmeyer
Labu dasar rata
Cawan petri
Gelas Arloji
Thermometer
Tabung reaksi
Corong
Pembakar spritus
Desikator
Pinset
Penjepit tabung reaksi
Sendok spatula dan spatula
Pembakar Bunsen
Pembakar spritus
Klem buret Fisher
Klem serbaguna
Klem tiga jari
Kaki tiga
Statif
Ring
Rak tabung reaksi
Botol reagen dan botol cuci
Pesawat kipp
Plat tetes
Lumpung dan alu
Segitiga porselen
Ball pipet
pH pen
Indikator universal
Thermometer
Hot plate & magnetic stirrer
Neraca analitik ayun
Neraca triple boam
Galvanometer
Ammeter dan voltmeter
Stopwatch
Barometer
Muffle Furnace

Water bath
Pompa vakum
Mikroskop
centrifuge



Lemari rak
Rak pipet
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Wadah thermometer, baki plastic
Rak tabung reaksi saat dipakai, baki plastic
Lemari rak
Lemari rak
Lemari asap
Kotak anak timbangan
Lemari rak
Baki plastic
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Lantai
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Lemari asap
Lemari rak
Lemari rak
Lemari rak
Cabinet
Dus pH meter cabinet
Laci meja
Dinding ruang praktikum
Lemari rak/cabinet
Ruang timbang/meja beton
Ruang timbang/meja beton
Lemari rak/Cabinet
Lemari rak/Cabinet
Cabinet
Cabinet
Meja kokoh, pada ruang terhubung ke lemari asap/cerobong
Meja Praktikum
Meja kokoh
Peti Mikroskop, lemari alat
Meja Praktikum

Dengan diketahuinya bahan dasar dari suatu alat kita dapat menentukan atau mempertimbangkan cara penyimpanannya. Alat yang terbuat dari logam tentunya harus dipisahkan dari alat yang terbuat dari gelas atau porselen. Jadi alat seperti kaki tiga harus dikelompokkan dengan statif atau klem tiga jari karena ketiganya memiliki bahan dasar yang sama yaitu logam, sedangkan gelas kimia dikelompokkan dengan labu erlenmeyer dan labu dasar rata karena bahan dasarnya gelas. Belumlah cukup hanya dengan memperhatikan bahan dasar dari alat, namun penyimpanan alat yang memiliki bahan dasar yang sama harus ditata kembali. Jika tempat penyimpanan kaki tiga dan klem tiga jari adalah menggunakan lemari rak, maka tahapan rak untuk kaki tiga harus berbeda dengan tahap rak klem tiga jari, akan tetapi kedua tahap rak harus berdekatan. Dengan memperhatikan bahan dasar alat pula, peralatan yang terbuat dari logam umumnya memiliki bobot lebih tinggi dari peralatan yang terbuat dari gelas atau plastik. Oleh karena itu dalam penyimpanan dan penataan alat aspek bobot benda perlu juga diperhatikan. Tidak boleh menyimpan alat-alat yang berat di tempat yang lebih tinggi, agar mudah diambil dan disimpan kembali. Di samping aspek-aspek yang telah dikemukakan, aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam penyimpanan dan penataan alat adalah bentuk dan ukuran alat. Misalnya labu erlenmeyer dikenal ada yang memiliki bentuk mulut lebar dan mulut kecil, demikian ada yang berukuran 100 mL, 250 mL, 500 mL dst. Oleh karena itu jika labu erlenmeyer disimpan pada satu tahap rak, maka pada tahap rak itu pula harus ditata kelompok labu erlenmeyer yang bermulut lebar berukuran 100 mL, 250 mL, dan 500 mL masing-masing secara terpisah; juga ditata labu erlenmeyer bermulut kecil dengan ukuran 100 mL, 250 mL, dan 500 mL secara terpisah.
Dari uraian yang telah dikemukakan, yang menjadi kunci dalam melakukan penyimpanan dan penataan alat lab dengan baik dan lancar, manakala petugas/pengelola lab mengenali dan memahami dengan baik karakteristik dari masing-masing alat. Karakteristik dari suatu alat dinamakan spesifikasi alat. Setiap alat lab harus dibuatkan spesifikasinya, yaitu informasi-informasi yang memberikan gambaran tentang suatu alat, sehingga dari penciri tersebut secara spesifik alat itu terbedakan dari alat lain. Alat sederhana tentunya memiliki spesifikasi lebih sederhana dari alat rumit. Spesifikasi alat ini harus dimuat dalam kartu alat, dimana setiap alat harus memiliki satu kartu. Jika di suatu lab telah dibuatkan kartu-kartu spesifikasi alat, maka pada saat penyimpanan dan penataan petugas lab harus mencatat data alat pada kartu tersebut.
BAB III
SIMPULAN

1.      Pengelolaan dan penyimpanan alat yang baik dan benar membantu meningkatkan gairah kerja, Memudahkan dalam pencarian alat, mengurangi timbulnya kecelakaan, dan membuat lingkungan kerja yang kondusif.
2.      Pertimbangan di dalam penataan alat terutama cara penyimpanannya adalah :Fungsi alat, Kualitas alat, keperangkatan, Nilai/ harga alat, Kuantitas alat, Sifat alat, Bahan dasar penyusun alat, Bentuk dan ukuran alat, Bobot / berat alat.
3.      kunci dalam melakukan penyimpanan dan penataan alat lab dengan baik dan lancar, mengenali dan memahami dengan baik karakteristik dari masing-masing alat.

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, M., (1993),  Pengelolaan Laboratorium IPA, Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

Rustaman, N.; Dirdjosoemarto, S.; Yudianto, S. A.; Achmad, Y.; Subekti, R.; Rochintaniawati, D. & Nurjhani, M., (2003),  Strategi Belajar Mengajar. Bandung : FMIPA UPI.

Sri, L., (2008), Pengelolaan Laboratorium,

Tim Dosen, (2010), Pengelolaan Laboratorium, Medan : FMIPA UNIMED


2 komentar:

  1. Daftarkan diri anda dan bergabung bersama kami sekarang juga di VipjudiQQ
    cukup dengan 1 ID bisa merasakan 7 permainan sekaligus lohhhh...
    rasakan sensasi fairplay 100% player vs player no BOT's no ADMIN !

    BalasHapus
  2. MestiQQ Adalah perusahaan judi online KELAS DUNIA ber-grade A

    Sudah saatnya Pencinta POKER Bergabung bersama kami dengan Pemain - Pemain RATING-A

    Hanya dengan MINIMAL DEPOSIT RP. 10.000 anda sudah bisa bermain di semua games.

    Kini terdapat 8 permainan yang hanya menggunakan 1 User ID & hanya dalam 1 website.
    ( POKER, DOMINO99, ADU-Q, BANDAR POKER, BANDARQ, CAPSA SUSUN, SAKONG ONLINE, BANDAR66 )

    PROSES DEPOSIT DAN WITHDRAWAL CEPAT Dan AMAN TIDAK LEBIH DARI 2 MENIT.

    100% tanpa robot, 100% Player VS Player.
    Live Chat Online 24 Jam Dan Dilayani Oleh Customer Service Profesional.

    Segera DAFTARKAN diri anda dan Coba keberuntungan anda bersama MestiQQ
    ** Register/Pendaftaran : WWW-MestiQQ-POKER
    Jadilah Milionare Sekarang Juga Hanya di MestiQQ ^^

    Untuk Informasi lebih lanjut silahkan Hubungi Customer Service kami :
    BBM : 2C2EC3A3
    WA: +855966531715
    SKYPE : mestiqqcom@gmail.com

    BalasHapus